Saat ini Kita hidup di era serba cepat. Informasi bisa diakses dalam hitungan detik, makanan bisa dipesan tanpa harus keluar rumah, dan hiburan bisa dinikmati kapan saja hanya dengan satu klik. Generasi Z tumbuh dalam lingkungan yang instan, di mana hampir semua hal bisa diperoleh dengan mudah dan cepat. Namun, ada satu hal yang tidak bisa didapat secara instan, yakni kesuksesan.
Banyak orang saat ini ingin cepat berhasil. Ingin sukses di usia muda, ingin kaya sebelum usia 30, ingin hasil instan tanpa harus melalui proses panjang. Tapi, hidup tidak selalu bekerja seperti itu. Kesuksesan bukan tentang siapa yang paling cepat, tetapi tentang siapa yang paling bertahan.
Coba lihat orang-orang sukses di sekitar kita. Mereka yang mencapai puncak bukan hanya karena mereka berbakat atau pintar, tetapi karena mereka mampu bertahan di tengah banyaknya rintangan. Mereka melewati proses panjang, jatuh berkali-kali, tetapi tetap bangkit.
Sebaliknya, ada juga mereka yang awalnya berlari sangat cepat, tetapi di tengah jalan menyerah karena lelah atau tidak siap menghadapi tantangan. Memulai sesuatu memang mudah, tetapi yang sulit adalah bertahan saat segalanya terasa berat.
Banyak yang mengatakan bahwa Generasi Z kurang memiliki daya juang karena terbiasa dengan kemudahan teknologi. Ketika menghadapi sedikit kesulitan, banyak yang memilih mundur atau mencari jalan pintas. Tidak sedikit yang baru sekali gagal, langsung merasa tidak berbakat dan menyerah begitu saja. Padahal, kegagalan adalah bagian dari perjalanan. Orang-orang yang benar-benar sukses justru pernah mengalami banyak kegagalan, tetapi mereka bertahan. Mereka tidak hanya mengandalkan kecepatan, tetapi juga ketahanan mental untuk terus melangkah meskipun jalannya sulit.
Saat kita melihat seseorang sukses, sering kali kita hanya melihat hasil akhirnya. Kita lupa bahwa ada bertahun-tahun usaha, kerja keras, dan kesabaran di balik itu semua. Bayangkan seperti sedang lari maraton. Mereka yang berlari terlalu cepat di awal bisa kehabisan tenaga sebelum garis finis. Tapi mereka yang tahu cara mengatur ritme, meskipun berlari lebih lambat, justru bisa sampai ke tujuan dengan lebih baik.
Dalam hidup, kita tidak sedang berlomba dengan orang lain. Setiap orang punya jalannya masing-masing. Ada yang sukses di usia 20-an, ada yang baru menemukan jalannya di usia 40-an. Dan itu tidak masalah. Yang paling penting bukan siapa yang sampai duluan, tapi siapa yang tetap bertahan dan terus berusaha.
“Lebih baik berjalan lambat tapi terus maju, daripada berlari cepat lalu berhenti di tengah jalan.”
Teman-teman, jangan terburu-buru ingin melihat hasil instan. Jangan menyerah hanya karena perjalanan terasa lebih panjang dari yang dibayangkan. Kesuksesan sejati bukan tentang siapa yang paling cepat sampai, tapi tentang siapa yang tetap bertahan sampai akhir. Jadi, apapun yang sedang kita perjuangkan saat ini, teruslah berjalan. Pelan tak apa, asal tetap melangkah. Karena yang bertahanlah yang akhirnya akan menang. Semoga menginspirasi 😊