Teman-teman, pernahkah melihat pohon yang baru ditanam? Ia butuh waktu untuk tumbuh. Tidak mungkin pohon itu langsung menghasilkan buah yang manis. Ia perlu akarnya menguat, batangnya tumbuh kokoh, dan daunnya rimbun sebelum akhirnya mampu berbuah. Filosofi ini begitu relevan, terutama jika kita kaitkan dengan perjalanan hidup dan pekerjaan.

Kadang, kita terlalu terburu-buru ingin melihat hasil. Baru bekerja beberapa bulan, sudah berharap diakui sebagai ahli. Baru saja bergabung dengan tim, langsung ingin dipercaya memimpin. Atau di usia yang masih muda, kita membandingkan diri dengan orang lain yang lebih dewasa dan berpengalaman. Tapi, seperti pohon, semua itu butuh waktu untuk matang.Usia, kedewasaan, dan pengalaman adalah “akar” yang menopang kita dalam pekerjaan. Orang yang lebih dewasa biasanya sudah menghadapi berbagai tantangan sehingga mereka tahu cara menyelesaikan masalah dengan tenang. Pengalaman membuat mereka lebih bijaksana, lebih paham ritme pekerjaan, dan lebih tahu cara membangun hubungan baik dengan rekan kerja. Tapi bagaimana dengan kita yang mungkin baru memulai? Tentu, kita tidak bisa langsung berada di posisi itu.

Sebagai pohon muda, tugas kita adalah fokus memperkuat akar terlebih dahulu. Akar itu bisa berarti keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan membangun hubungan yang baik di tempat kerja. Jika kita terus merawat akar tersebut, kelak kita akan tumbuh menjadi pohon yang kokoh dan mampu menghasilkan buah yang manis.

Saya jadi teringat pengalaman pribadi. Ketika pertama kali masuk ke dunia kerja, saya begitu bersemangat ingin menunjukkan kemampuan. Saya sering merasa minder karena merasa belum cukup “berbuah.” Tapi seiring berjalannya waktu, saya sadar bahwa kemampuan saya masih perlu diasah, pengalaman saya masih minim, dan saya butuh waktu untuk benar-benar memahami pekerjaan saya. Dari situ, saya belajar untuk lebih sabar dan menikmati setiap prosesnya.

Tidak hanya soal usia, kedewasaan juga berperan besar. Kedewasaan bukan hanya tentang bertambahnya usia, tetapi tentang cara kita menyikapi situasi dan persoalan. Orang yang matang biasanya lebih sabar menghadapi tekanan, lebih bijak dalam mengambil keputusan, dan lebih mampu melihat gambaran besar. Ini semua tidak datang dalam semalam, melainkan melalui pengalaman hidup yang panjang.

Jadi, jika kita merasa belum berada di titik yang kita inginkan dalam pekerjaan atau kehidupan, jangan terlalu keras pada diri sendiri. Setiap orang punya proses dan waktunya masing-masing. Pohon besar yang berbuah lebat tidak tumbuh dalam semalam. Ia tumbuh perlahan, menguatkan akarnya, dan menunggu waktu yang tepat.

“Jangan paksa pohon baru tumbuh untuk berbuah. Biarkan ia tumbuh dengan kokoh, karena buah yang manis hanya akan datang tepat pada waktunya”

Teman-teman, mari kita fokus pada proses. Terus belajar, terus tumbuh, dan terus memperkuat akar kita. Karena ketika waktunya tiba, semua usaha dan kesabaran itu akan terbayar. Buah yang dihasilkan tidak hanya manis, tapi juga bertahan lama. Semoga ini bisa menjadi pengingat bagi kita semua, bahwa kesuksesan bukan hanya soal hasil, tetapi juga tentang bagaimana kita menikmati setiap langkah prosesnya.—Semoga menginspirasi 😊

2 thoughts on “Jangan Paksa Pohon Baru Tumbuh untuk Berbuah”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *