Teman-teman pernah dengar istilah “gaji buta”? Istilah ini sering dipakai untuk menggambarkan seseorang yang menerima bayaran tapi tidak menjalankan tanggung jawabnya dengan benar. Dalam konteks pekerjaan, gaji buta bukan sekedar hadir di kantor, tapi hati dan pikirannya ada di tempat lain. Lebih menyedihkan lagi, ini sering dianggap hal biasa, padahal dampaknya besar, baik secara moral, spiritual, maupun profesional.
Korupsi waktu adalah salah satu bentuk gaji buta yang sering kita lakukan tanpa sadar. Misalnya, datang terlambat, pulang lebih awal, atau menghabiskan jam kerja untuk hal-hal di luar pekerjaan, seperti scrolling media sosial, atau bepergian ke luar kantor untuk urusan yang tidak jelas. “Ah, cuma sebentar,” mungkin itu yang kita pikirkan. Tapi kalau dihitung, berapa banyak waktu yang kita sia-siakan setiap hari? Dan kalau waktu itu digabungkan dalam sebulan, berapa banyak tanggung jawab yang terabaikan?
Gaji yang kita terima bukan hanya soal uang. Itu adalah amanah. Ketika kita tidak melaksanakan tugas dengan sepenuh hati, gaji itu bisa menjadi tidak berkah. Uang yang kita terima bisa terasa “habis begitu saja” dalam sekejap dan tanpa manfaat, atau lebih parah lagi, membawa ketidaktenangan hidup.
Sebagai seorang Muslim, kita diingatkan bahwa setiap tugas yang kita lakukan adalah ibadah jika dikerjakan dengan niat yang benar. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang ketika bekerja, ia menyelesaikannya dengan tekun dan tuntas.” (HR. Thabrani). Rasulullah SAW juga bersabda, “Barang siapa yang menipu, maka ia bukan golongan kami.” (HR. Muslim). Korupsi waktu, sekecil apa pun, adalah bentuk penipuan terhadap diri sendiri, orang lain, dan terlebih lagi kepada Allah.
Bayangkan jika kita semua di tempat kerja melakukannya. Produktivitas menurun, target tidak tercapai, dan suasana kerja penuh dengan rasa tidak percaya. Akhirnya, dampaknya tidak hanya pada individu, tapi juga pada organisasi atau perusahaan tempat kita bekerja.
Pesan ini sebenarnya untuk diri saya sendiri. Saya sadar, terkadang tergoda untuk “mencuri waktu” di tengah kesibukan atau kelelahan. Tapi saya perlu terus mengingatkan diri saya sendiri bahwa bekerja adalah ibadah dan amanah. Ketika kita melaksanakannya dengan baik, gaji yang kita terima tidak hanya sekedar angka, tetapi juga berkah untuk diri dan keluarga.
Mari kita mulai dengan langkah kecil. Hargai waktu, selesaikan pekerjaan dengan maksimal, dan gunakan jam kerja sesuai dengan tujuannya. Jangan lupa, setiap pekerjaan yang kita lakukan dengan jujur akan menjadi jalan untuk keberkahan hidup.
Semoga kita semua, termasuk saya pribadi, bisa lebih menjaga amanah yang diberikan. Karena pada akhirnya, keberkahan hidup adalah tujuan yang jauh lebih berharga daripada apa pun yang kita kejar. Semoga menginspirasi 😊
Sungguh menginspirasi. Tapi menginspirasi bagi orang2 yang sejalan… Bagi yang jalannya verboden ya mungkin jadi duri dalam daging mas .. hehehee
Yups, pros and cons akan selalu ada. Minimal menginspirasi diri sendiri, syukur-syukur orang lain 😀