Pagi ini terasa sangat dingin, menggoda kita untuk menarik lagi selimut dan membiarkan sholat atau pekerjaan tertunda sebentar. Namun, di balik kenyamanan ini, pernahkah kita merenung tentang hal-hal yang seharusnya kita jaga—bukan hanya milik kita, tapi juga milik orang lain? Hak orang lain itu seperti pagar. Kita tahu batasannya, dan tugas kita adalah menjaga, bukan menerobos. Hak itu bisa macam-macam—harta, waktu, bahkan penghargaan. Sekali kita ambil yang bukan milik kita, kita sedang mengundang masalah, bukan hanya dengan orang lain, tapi juga dengan diri sendiri. Mungkin, apa yang kita ambil terasa membawa kesenangan. Tapi percayalah, kesenangan itu sementara, dan sering kali menjadi awal dari kegelisahan.
Hidup yang berkah bukan soal seberapa banyak yang kita punya, tapi seberapa jujur kita menjaga amanah. Kalau kita yakin bahwa rezeki itu sudah diatur oleh Allah, kenapa harus mengambil milik orang lain? Apa yang kita perlukan pasti akan datang, selama kita bersabar dan berusaha dengan cara yang benar dan diridhoi Allah. Nah, sekarang coba kita refleksikan: sudahkah kita menjaga hak orang lain dengan baik? Kalau ada yang belum beres, ayo kita bereskan. Karena ketenangan hidup dimulai dari hati yang bersih dan tindakan yang jujur.
“Hak orang lain bukan untuk kita ambil, tapi untuk kita hormati. Jangan khawatir kehilangan, karena yang ditetapkan untuk kita takkan pernah salah alamat.”