Dulu, Nokia adalah raja di dunia ponsel. Hampir setiap orang pernah memiliki atau setidaknya mengenal merek ini. Tahun 1990-an hingga awal 2000-an, Nokia mendominasi pasar dengan inovasi dan kualitasnya. Slogan “Connecting People” bukan sekadar kata-kata, tapi benar-benar terasa nyata. Namun, dalam waktu singkat, kejayaan itu runtuh. Dari pemimpin pasar dunia, menjadi merek yang nyaris terlupakan.

Bagaimana mungkin perusahaan sebesar itu bisa tumbang? Jawabannya sederhana: kesombongan, keengganan berubah, dan keputusan tidak tepat dari segelintir orang di puncak kepemimpinan.

Ketika iPhone dan Android mulai muncul, Nokia menertawakan mereka. Mereka yakin bahwa ponsel mereka sudah cukup kuat. Mereka menganggap layar sentuh hanyalah tren sesaat. Mereka menolak meninggalkan sistem operasi lama mereka, Symbian, padahal jelas kalah jauh dari Android yang lebih fleksibel dan iOS yang lebih elegan.

Yang lebih parah, ada satu orang di posisi puncak kepemimpinan yang bersikeras bahwa Nokia tidak perlu berubah. CEO-nya saat itu, Stephen Elop, memilih untuk tetap bertahan dengan Symbian dan baru beralih ke Windows Phone ketika semuanya sudah terlambat. Sementara itu, Apple dan Samsung melesat jauh ke depan.

Dalam bisnis, terkadang satu keputusan bisa menentukan masa depan perusahaan. Kesalahan satu orang di posisi kunci bisa mengguncang segalanya. Nokia bukan tidak memiliki talenta hebat atau teknologi canggih, tapi kesombongan di puncak kepemimpinan membuat mereka kehilangan arah.

Ini bukan hanya soal bisnis. Dalam kehidupan pun, kita sering melihat bagaimana satu keputusan bisa mengubah segalanya. Seorang pemimpin yang keras kepala bisa menghancurkan timnya. Seorang manajer yang enggan mendengar ide baru bisa membuat perusahaan tertinggal. Seorang individu yang menolak belajar dan beradaptasi bisa kehilangan peluang besar.

Pelajaran dari Nokia jelas: kejayaan tidak bertahan selamanya jika kita tidak mau berubah.

Dunia terus bergerak. Hari ini kita mungkin berada di puncak, tapi jika kita berhenti belajar, menolak mendengar, dan menganggap remeh perubahan, maka tinggal menunggu waktu sampai kita tergeser.

Jadi, sebelum terlambat, mari belajar dari sejarah. Jangan sampai kesuksesan hari ini membuat kita lupa bahwa dunia tak pernah berhenti berputar. Karena satu kesalahan kecil, satu keputusan keliru, atau satu ego yang terlalu besar, bisa membuat segalanya runtuh dalam sekejap. Semoga menginspirasi 😊

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *