Halo, teman-teman! Pernah nggak sih kalian memperhatikan gaya para pemimpin? Ada yang benar-benar memimpin dengan hati dan visi yang jelas, tapi ada juga yang kelihatannya cuma sibuk “dagang kepentingan”. Nah, kalau kata Rocky Gerung, tipe pemimpin seperti itu lebih cocok disebut “Dealer” daripada “Leader.” Menarik, kan? Tapi sebenarnya, apa sih bedanya? Yuk, kita kupas lebih dalam!
Perbedaan antara Leader dan Dealer bukan hanya soal jabatan keren atau kursi empuk. Ini soal cara berpikir dan bagaimana mereka menggunakan kekuasaan. Seorang Leader memimpin dengan tujuan besar—bukan cuma untuk dirinya sendiri, tapi untuk kebaikan bersama. Mereka mengambil keputusan yang kadang tidak populer, tapi mereka tahu itu demi masa depan yang lebih baik. Di sisi lain, Dealer? Mereka sibuk bertransaksi. Apa saja bisa jadi komoditas, selama ada untung di baliknya.
Coba bayangkan situasi ini. Seorang Leader berani mengambil keputusan sulit meskipun berisiko kehilangan dukungan. Mereka berdiri di depan, memikul tanggung jawab penuh. Tapi Dealer? Mereka seperti pedagang di pasar politik, yang selalu mencari “harga terbaik” untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya.
Dan tahu nggak? Kalau suatu bangsa atau organisasi dipimpin oleh Dealer, dampaknya bisa panjang. Kebijakan diambil bukan berdasarkan kebutuhan masyarakat, tapi berdasarkan siapa yang paling banyak memberi keuntungan. Pelayanan publik jadi asal-asalan, dan keputusan strategis diatur bukan karena visi besar, melainkan demi memperpanjang kekuasaan atau menjaga posisi.
Tapi, tenang dulu. Kita semua sebenarnya punya pilihan untuk menjadi Leader atau Dealer di kehidupan kita masing-masing. Nggak perlu jadi pejabat tinggi kok buat jadi pemimpin sejati. Di lingkungan kerja, di komunitas, atau bahkan di keluarga—kita bisa memilih untuk memimpin dengan integritas atau sekadar bertransaksi demi kepentingan sesaat.
Menjadi seorang Leader memang nggak mudah. Kadang, kita harus mengambil keputusan yang berat, berani berdiri di tengah badai kritik, dan menolak kompromi terhadap prinsip. Tapi, di ujung perjalanan, yang akan diingat bukan seberapa banyak yang kita dapatkan untuk diri sendiri, melainkan seberapa besar dampak baik yang kita tinggalkan untuk orang lain.
Jadi, gimana teman-teman? Mau jadi Leader yang membangun masa depan atau cuma jadi Dealer yang bertransaksi di setiap kesempatan? Pilihan ada di tangan kita masing-masing. Karena pada akhirnya, sejarah selalu berpihak kepada mereka yang berani memimpin dengan hati, bukan mereka yang sekedar menghitung untung-rugi. Semoga menginspirasi 😊