Di tengah riuhnya dunia musik Indonesia, nama Sukatani tiba-tiba mencuat dan menjadi perbincangan hangat. Bukan karena aksi panggung yang spektakuler atau lirik cinta yang manis, melainkan karena keberanian mereka menyuarakan kritik sosial melalui lagu “Bayar Bayar Bayar.” Lagu ini menjadi simbol perlawanan terhadap praktik pungutan liar dan korupsi yang masih mengakar di berbagai lini kehidupan.

Liriknya yang lugas dan tajam menyentil realitas yang sudah lama menjadi rahasia umum. Dengan gaya punk rock yang keras dan penuh energi, Sukatani berbicara lantang tentang bagaimana uang sering kali menjadi penentu dalam berbagai urusan—dari urusan hukum hingga pelayanan publik. Lagu ini bukan hanya sekadar hiburan, melainkan cerminan keresahan masyarakat yang selama ini sering kali tak bersuara.

Namun, keberanian mereka bukannya tanpa konsekuensi. Popularitas lagu ini menarik perhatian berbagai pihak, termasuk institusi yang dikritik dalam lagu tersebut. Tekanan demi tekanan datang, hingga akhirnya mereka merasa perlu meminta maaf dan menarik lagu itu dari beberapa platform digital. Meski begitu, gaung pesan yang mereka sampaikan sudah telanjur menggema di hati banyak orang.

Apa yang dilakukan Sukatani mengingatkan kita bahwa seni bukan sekadar hiburan kosong. Seni bisa menjadi medium yang kuat untuk menyampaikan kebenaran dan menggugah kesadaran. Tidak semua orang berani bersuara, tetapi lewat musik, Sukatani menunjukkan bahwa ada banyak hal yang perlu kita pertanyakan dan perbaiki bersama.

Kisah ini juga menunjukkan bahwa keberanian memiliki harga. Di saat banyak orang memilih diam karena takut konsekuensi, selalu ada yang berani mengambil risiko demi menyuarakan apa yang mereka anggap benar. Mereka mungkin hanya sekelompok musisi dari Purbalingga, tetapi keberanian mereka membuktikan bahwa suara yang jujur memiliki kekuatan untuk mengguncang dan menggerakkan banyak orang.

Apa yang bisa kita pelajari dari Sukatani? Mereka mengajarkan bahwa perubahan dimulai dari keberanian berbicara. Meskipun suara kita kecil, jika disampaikan dengan ketulusan dan kejujuran, ia akan menemukan jalannya untuk didengar. Tidak semua orang akan menyukai atau mendukung langkah kita, tetapi jika kita percaya pada apa yang kita perjuangkan, maka tidak ada suara yang sia-sia.

Di tengah dunia yang semakin bising, menjadi berani berbicara adalah tindakan yang luar biasa. Sukatani mungkin hanya salah satu dari banyak suara yang menolak tunduk pada ketidakadilan, tetapi mereka mengingatkan kita bahwa selama masih ada yang berani menyuarakan kebenaran, harapan untuk perubahan akan selalu ada.

Jadi, apa pun bidang yang kita tekuni, jangan takut menggunakan suara kita untuk hal-hal yang benar. Karena terkadang, perubahan besar dimulai dari langkah kecil yang berani. Seperti yang dilakukan Sukatani, mereka membuktikan bahwa di balik dentuman musik keras, ada pesan yang bisa menyentuh hati banyak orang dan membangunkan kesadaran yang mungkin sudah lama tertidur.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *