Menjadi seorang guru atau dosen bukan sekadar soal seberapa luas ilmu yang dimiliki, seberapa tinggi gelar yang disandang, atau seberapa banyak penghargaan yang diraih. Pada akhirnya, yang paling membekas di hati para murid bukanlah siapa yang paling pintar, tetapi siapa yang paling menginspirasi.
Coba kita ingat kembali masa sekolah atau kuliah dulu. Dari sekian banyak guru dan dosen yang pernah mengajar kita, siapa yang paling kita kenang? Biasanya bukan mereka yang paling hebat dalam menjelaskan teori, tetapi mereka yang membuat kita merasa dihargai, dipahami, dan percaya diri.
Seorang guru yang baik bukan hanya menyampaikan pelajaran, tetapi juga membangkitkan semangat belajar. Ia tidak hanya menjelaskan rumus, tetapi juga mengajarkan bagaimana menghadapi kegagalan. Ia tidak hanya memberikan tugas, tetapi juga memberi motivasi dan dukungan.
Saya pernah mengalami sendiri, pernah hampir putus asa dalam kelas sewaktu sekolah SMA. Nilainya buruk, sering dimarahi karena kurang bisa mengikuti materi pelajaran, dan saat itu mulai berpikir bahwa sekolah bukan tempat menyenangkan. Sampai suatu hari, seorang guru (X) berkata kepada saya “Saya percaya kamu bisa. Nilai bukan segalanya, yang penting adalah usahamu, beliau sampaikan dengan lirih sambil menepuk bahu saya. Jangan menyerah.” Kalimat itu sederhana, tetapi mampu mengubah cara pandang saya. Beberapa minggu kemudian, saya mendapatkan apresiasi karena nilai UAS mapel X termasuk yang tertinggi di kelas, naik sangat signifikan dibanding nilai harian maupun UTS. Pada akhirnya, saya selalu mengingat guru tersebut sebagai sosok yang memberi semangat dan harapan.
Banyak murid mungkin akan lupa dengan detail pelajaran yang diajarkan, tetapi mereka tidak akan pernah lupa bagaimana seorang guru membuat mereka merasa berarti.
Di era sekarang, menjadi pendidik semakin penuh tantangan. Generasi muda semakin kritis, akses informasi semakin luas, dan tuntutan terhadap dunia pendidikan semakin tinggi. Namun, ada satu hal yang tidak pernah berubah: murid tidak hanya butuh ilmu, mereka juga butuh inspirasi.
Menginspirasi tidak selalu berarti melakukan hal-hal besar. Kadang, hanya dengan mendengarkan keluh kesah murid, memberi dorongan semangat saat mereka gagal, atau sekadar mengapresiasi usaha mereka sudah cukup untuk membuat perbedaan dalam hidup mereka.
Jadi, ketika kita merasa lelah dan mempertanyakan apakah usaha kita sebagai pendidik benar-benar berarti, ingatlah: keberhasilan seorang guru atau dosen bukan hanya diukur dari seberapa banyak materi yang bisa disampaikan, tetapi dari seberapa banyak hati yang bisa disentuh.
Karena pada akhirnya, bukan siapa yang paling pintar yang akan dikenang, tetapi siapa yang paling menginspirasi.
Semoga kita semua bisa menjadi sosok yang tidak hanya mengajar, tetapi juga menginspirasi. Karena ilmu bisa dicari di mana saja, tetapi guru yang menginspirasi tidak tergantikan. Semoga menginspirasi 😊